Festival Rawapusung II yang digelar di Desa Beji Kecamatan Pejawaran, sukses digelar. Festival yang dihelat selama tiga hari hari, 20-22 September 2019 ini berhasil memukau ribuan pengunjung dari berbagain daerah di wilayah Kecamatan Pejawaran, Kecamatan Batur, Kecamatan Pagentan bahkan dari Kabupaten Wonosobo.
Rangkaian event Festival Rawa Pusung yang baru terselenggara dua kali ini digelar dengan dua bocah gimbal, Nadia Ulfa (5 th) dari Desa Babadan Kecamatan Pagentan dan Syifa Muasah (9 th) dari Dusun Genting, Desa Beji.
Rangkaian prosesi diawali dengan upacara jamasan anak bajang tersebut. Jamasan dimulai dengan acara pengambilan air di Rawapusung, yaitu sebuah mata air yang dikeramatkan warga Beji dan sudah ada sejak jaman nenek moyang mereka dan dilakukan oleh kamitua desa dengan diiringi warga yang berpakaian adat Jawa, menggunakan kendi.
Sekitar pukul 11.00 WIB, acara yang dinantikan yaitu prosesi pemotongan rambut gembel pun dimulai. Syifa dan Nadia diarak menggunakan tandu mengelilingi desa dengan diikuti oleh segenap warga masyarakat dan pengunjung yang hadir.
Dalam sambutannya, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, mengucapkan rasa bangganya bahwa desa Beji mampu menyelenggarakan event yang cukup besar bahkan berharap agar bisa menjadi inspirasi bagi desa desa lainnya dan bahkan di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara. Budhi menambahkan, bahwa Pemkab selalu mendukung pembangunan desa yang mengarah pada pemberdayaan warganya. Sesuai visi kami, setelah infrastruktur selesai kami akan menggenjot pariwisata, antara lain dengan pembangunan infrastruktur wisata seperti perbaikan dan pelebaran jalan.
“Yang jelas saya salut, event ini sangat bagus dan kreatif,” kata Bupati.
“Tahun 2020 nanti dari Beji sampai Kecamatan Pagentan via Tegaljeruk akan dialokasikan anggaran sebesar Rp 8,5 miliar,” imbuh Budi disambut tepuk tangan dan sorak sorai pengunjung yang hadir.
Dalam kesempatan lain, Kepala desa Beji, Sarman, mengatakan bahwa masyarakatnya sangat mengharapkan agar Festival ini bisa lestari, sehingga bisa digelar setiap tahun dengan peningkatan kualitas dan kreatifitas acara.
“Semoga kegiatan ini bisa lestari. Kami berkomitmen untuk melanjutkan acara ini agar semakin besar dan menjadikannya salah satu event budaya yang bergengsi,” katanya.
Setelah serangkaian sambutan , pencukuran dilakukan oleh Bupati didampungi sesepuh desa, tokoh agama dan camat pejawaran, Drs. Aswan. Turut pula anggota DPRD Kabupaten Banjarnegara, Zarkasy dan Kepala Dispermades Banjarnegara, Agus Kusuma.
Seperti pada proses cukuran rambut gembel lainnya, kedua anak yang dicukur rambutnya oleh Bupati Budhi Sarwono dan pejabat lain yang hadir pada perhelatan akbar di desa itu meminta beberapa hal yang unik dan menarik, Nadia minta dibelikan HP baru dan kalung emas, sementara Syifa meminta sepeda mini plus dipangku simbah ketika dicukur rambutnya.
Sebagai informasi, pada Festival Rawa Pusung ini, selain cukur rambut gimbal sebagai agenda utama, juga ditampilkan aneka kesenian khas seperti Jepin, rodad, dan kuda lumping. Jepin sendiri merupakan kesenian khas yang berupa beladiri Jawa kuno dikombinasikan dengan gerakan tarian dan tabuhan rebana sebagai pengatur tempo. Festival juga dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Satu hal yang unik dari penyelenggaraan Festival Rawapusung ini, penduduk desa Beji menyediakan kurang lebih 40 hunian sementara (home stay) bagi para tamu seperti wartawan, fotografer, seniman dan wisatawan secara cuma cuma lengkap termasuk fasilitas konsumsi selama mereka menginap